Yuk, tetap terhubung dengan Kids Biennale Indonesia!
Dapatkan informasi eksklusif seputar Kids Biennale Indonesia dan berbagai program menarik lainnya.

Road to Kids Biennale Indonesia 2024
 

Pameran Road to Kids Biennale Indonesia 2025
“Speak Up 2: On Bullying & Intolerance”

Pada tahun 2024, Kids Biennale Indonesia mengangkat tema “Speak Up 2: On Bullying & Intolerance”, dengan fokus pada perundungan dan intoleransi yang terjadi di kalangan anak-anak dan remaja, khususnya yang berkebutuhan khusus, difabel, dan neurodivergent. Tema yang diangkat juga bertepatan dengan pembahasan mengenai tiga dosa besar dunia pendidikan: kekerasan seksual, perundungan, dan intoleransi.
 

Pameran ini bertujuan untuk memberikan ruang ekspresi bagi anak-anak dengan latar belakang yang beragam untuk berbicara tentang isu sosial yang sering terabaikan, sambil membangun kesadaran tentang pentingnya menghargai perbedaan dan keberagaman.
Dengan tema ini, KBI berharap dapat membuka dialog dan memfasilitasi perubahan positif dalam cara kita memahami dan menangani isu bullying dan intoleransi di lingkungan anak-anak dan remaja.

Pameran ini menampilkan 54 karya dari anak dan remaja berkebutuhan khusus, difabel, serta neurodivergent, yang dipilih melalui proses kurasi yang melibatkan sekolah-sekolah terkait dan open call submission. Kolaborasi dengan seniman Dwitunggal juga turut memperkaya ekspresi seni yang ditampilkan. Pameran ini berlangsung dari 21 Juli hingga 10 Agustus 2024.

Konferensi Pers

Untuk membuka rangkaian acara, KBI mengadakan konferensi pers dengan berbagai narasumber penting, termasuk Ir. FB. Didiek Santosa dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Cornelia Agatha dari Komnas HAM Perlindungan Anak, serta Gie Sanjaya sebagai Ketua Yayasan Kids Biennale Indonesia dan Kurator pameran. Moderator acara ini adalah Indah Ariani, seorang Penulis Seni dan Budaya.

Pembukaan Pameran & Mini Konser Penggalangan Dana

Pameran dimulai dengan acara pembukaan oleh Dolorosa Sinaga (Seniman Maestro Patung dan Pembina Yayasan Kids Biennale Indonesia), Nawa Tunggal (Seniman Kolaborator), dan Gie Sanjaya (Ketua Yayasan Kids Biennale Indonesia dan Kurator Pameran). Acara ini juga disertai dengan penggalangan dana melalui penampilan dari Jirolupat Band, Pletscher Family, Meda Kawu Singing Playground, dan Orkes Tiup Jepang Jakarta. Selama acara pembukaan, pengunjung dilibatkan dalam aksi simbolis cap tangan pada logo Kids Biennale Indonesia, sebagai bentuk solidaritas terhadap perlawanan kekerasan seksual terhadap anak dan remaja.

Rangkaian Program

Selain pameran utama, Road to Kids Biennale Indonesia 2024 juga menghadirkan berbagai program edukatif dan interaktif.

Lokakarya

Lokakarya memberikan kesempatan bagi anak-anak dan remaja, khususnya yang berkebutuhan khusus, difabel, dan neurodivergent, untuk berkreasi dalam berbagai teknik seni. KBI berkolaborasi dengan Seni Murni IKJ untuk kegiatan sablon dan melukis pada totebags, serta dengan Museum Batik untuk lokakarya membatik. Lokakarya ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan seni, memperluas ekspresi diri, dan membangun rasa percaya diri para peserta.

Gelar Wicara: “How to Work Together with Neurodivergent Employees

Kids Biennale Indonesia berkolaborasi dengan Matalesoge dan Artotel dalam penyelenggaraan gelar wicara, membahas pentingnya inklusi di dunia kerja, khususnya bagi individu dengan kebutuhan khusus. Dalam acara ini, narasumber Tommy Hermanses (CEO Matalesoge), Shopia Aradhu (Ibu dari Nindita, seorang pengusaha autis), Yumiko (Founder Kouji Genki Project), dan Sonia Rosanne (HR Coordinator Artotel Casa Kuningan) berbagi wawasan tentang peluang kerja dan tantangan yang dihadapi oleh individu neurodivergent. Dimoderatori Nyssa Nadira Silalahi, diskusi ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan membuka kesempatan kerja yang lebih inklusif.

Gelar Wicara: Diskusi Publik “Karya dan Suara”

Diskusi ini mengajak pameris untuk berbagi cerita tentang proses kreatif dan makna di balik karya seni yang mereka hasilkan, serta bagaimana karya tersebut berkaitan dengan isu sosial yang mereka angkat. Para pameris yang terlibat, seperti Amani Ait Elasri, Salwa Iskaila, Maahira Faiqah Mubruwkah, Shalma Azzahra Putri, Halfiana Zunair Rizka, dan Juan Cuanda Muhamad, berbicara langsung mengenai pengalaman mereka dalam menciptakan karya yang bermakna. Gie Sanjaya sebagai kurator pameran dan Nyssa Nadira Silalahi sebagai moderator memberikan tanggapan dan membimbing diskusi ini.

Tur Pameran

Program Tur Pameran di Kids Biennale Indonesia memberikan pengunjung kesempatan untuk menjelajahi karya seni yang dipamerkan dengan panduan fasilitator. Tur Pameran ini dirancang untuk memperkaya pengalaman seni dan memberi ruang bagi dialog langsung dengan karya-karya yang menginspirasi.

Pameran “Speak Up” 2023 mengangkat Isu Kekerasan Seksual
terhadap Anak dan Remaja”

Pada tahun 2023, Kids Biennale Indonesia mengangkat tema “Speak Up”, sebuah pameran yang menyoroti isu kekerasan seksual terhadap anak dan remaja. Dari 187 proposal yang masuk melalui open call, terpilih 55 karya yang dikurasi dari anak-anak dan remaja berusia 12–17 tahun oleh kurator pameran Gie Sanjaya. Karya-karya ini hadir dalam berbagai bentuk, seperti lukisan, puisi, dan kolase, yang menggambarkan perspektif serta pengalaman mereka terkait isu ini.

Sebagai bagian dari pameran, kami menghadirkan instalasi interaktif “Bilik Aman”, dimana pengunjung berusia 15 tahun ke atas dapat mendengarkan kisah penyintas kekerasan seksual secara anonim dan menuliskan refleksi mereka.

Pameran dibuka pada 22 Juli 2023, oleh Irini Dewi Wanti, S.S., M.SP. (Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Budaya, Kemendikbud) serta Dolorosa Sinaga (Seniman Maestro Patung dan Aktivis). Acara pembukaan juga menampilkan karya Prajna Dewantara dan Nova Eliza – testimoni “Suara Hati Perempuan”. Dalam momen pembukaan, pengunjung diajak untuk ikut serta dalam sebuah movement simbolis dengan mencap tangan mereka pada karya seni Prajna Dewantara, sebagai bentuk solidaritas dan perlawanan terhadap kekerasan seksual terhadap anak dan remaja.

Rangkaian Program

Selain pameran utama, Road to Kids Biennale Indonesia 2024 juga menghadirkan berbagai program edukatif dan interaktif.

Kids Biennale Indonesia X Detalks

Program kolaboratif dengan Detalks, komunitas profesional di bidang kesehatan yang terdiri dari dokter umum, perawat, bidan, psikolog, dan lainnya. Program ini memberikan ruang bagi siapa saja yang ingin berbagi cerita dan mendapatkan dukungan.

Lokakarya

Lokakarya memberikan kesempatan bagi peserta untuk mengeksplorasi kreativitas melalui berbagai kegiatan seni. Mulai dari melukis, membuat kerajinan tangan, hingga menulis, setiap lokakarya dirancang untuk mengembangkan ekspresi diri dan pemahaman mereka terhadap seni. Setiap lokakarya melibatkan mentor yang berpengalaman di bidangnya.

Gelar Wicara: Diskusi Publik “Karya dan Suara”

Diskusi publik ini menghadirkan beberapa pameris untuk berbagi proses kreatif dan makna di balik karya mereka. Pameris yang terlibat dalam diskusi ini adalah Amani Ait Elasri (11), Salwa Iskaila (15), Maahira Faiqah Mubruwkah (16), Shalma Azzahra Putri (16), Halfiana Zunair Rizka (16), dan Juan Cuanda Muhamad (17). Sesi diskusi kemudian ditanggapi oleh para panelis, yaitu Citra Referandum (Direktur LBH Jakarta), Veryanto Sitohang (Komisioner Komnas Perempuan), dan Prajna Dewantara (Seniman dan Penyintas).

Gelar Wicara: Pendidikan Seks Pada Anak Untuk Menanggulangi Pelecehan Seksual

Kids Biennale Indonesia menghadirkan diskusi yang penting mengenai upaya mencegah kekerasan seksual terhadap anak dan remaja melalui pendidikan seksual. Gelar wicara ini menghadirkan Friska Asta (Konsultan Psikologi, Co-Founder Perempuan Level Up), Vibriyanti (Mompreneur, Founder SmartMumsID), Prajna Dewantara (Seniman & Penyintas) dan Gie Sanjaya (Kurator KBI) sebagai kurator. Dalam diskusi ini, para ahli dan praktisi berbagi pandangan mengenai bagaimana pendidikan seks yang tepat dapat memberikan anak dan remaja pengetahuan dan pemahaman tentang batasan pribadi, tubuh mereka, dan bagaimana melindungi diri dari pelecehan seksual.

Tur Pameran

Program Tur Pameran di Kids Biennale Indonesia memberikan pengunjung kesempatan untuk menjelajahi karya seni yang dipamerkan dengan panduan fasilitator. Tur Pameran ini dirancang untuk memperkaya pengalaman seni dan memberi ruang bagi dialog langsung dengan karya-karya yang menginspirasi.